Baca Juga
Sahabat, pernikahan tidak hanya tentang penyatuan dua jiwa antara suami istri semata, namun ia juga merupakan penyatuan dua keluarga, dua adat, dan perbedaan lainnya yang harus hidup beriringan, saling menghormati, saling mengasihi dan saling memahami dalam jalinan tali silaturahim.
Namun, realita terkadang tak semudah dan seindah yang kita harapkan. Perseteruan antara menantu perempuan dengan mertua adalah salah satu problem klasik yang seringkali muncul. Terlebih ketika kita tinggal satu atap dengan mertua.
Ketika terjadi konflik antara kita dengan mertua, jangan biarkan hal itu berlangsung terlalu lama apalagi terus menerus. Kita harus segera mencari jalan keluar untuk mengatasinya. Ingat ya sahabat Ummi, hidup dengan mertua bukan hanya untuk satu atau dua hari namun seumur hidup.
Selama kita masih berstatus istri dari anak ibu mertua, kita adalah anak menantu dan beliau adalah ibu mertua kita. Membiarkan konflik berkepanjangan hanya akan menambah deretan dosa dan ketidakharmonisan dalam berumahtangga. Oleh karenanya, selalu upayakan agar kita bisa hidup berdamai dengan ibu mertua. Beberapa hal di bawah ini bisa kita coba terapkan dalam kehidupan sehari-hari:
1. Hormati beliau sebagaimana kita menghormati Ibu kandung
Sahabat Ummi, ibu mertua adalah ibu kita juga. Kita menikahi putranya berarti sudah siap menerimanya menjadi ibu bagi kita. Terima beliau sebagai ibu kita. Perlakukan beliau sebagaimana kita memperlakukan ibu kandung sendiri.
Hormati beliau dengan penghormatan anak terhadap ibu. Akan sangat menyenangkan jika kita bisa menjadi sahabat baginya, bertukar pendapat, berbagi kisah, dan menikmati hari bersama namun tetap dalam koridor sopan dan santun. Dengan demikian ibu mertua akan dapat menerima kita sebagai anaknya dengan penuh ketulusan. Ia akan mencintai kita sebagaimana anaknya sendiri.
2. Utamakan kepentingan beliau ketimbang keperluan pribadi
Sahabat, ibu mana yang tak cemburu saat putra terkasihnya yang sejak kecil diasuh, dirawat dan dibesarkan dengan penuh perjuangan dan pengorbanan tiba-tiba diambil oleh orang yang baru dikenal. Perhatian putranya kini terbagi.
Itulah mengapa terkadang ibu mertua merasa kehilangan dan tidak senang. Untuk mengatasi hal ini, kita harus luas pikir dan lapang hati. Jangan kemudian ikut marah dan cemburu sehingga membuat suami bingung.
Hendaknya kita mengalah. Minta agar suami lebih dulu mengutamakan ibundanya. Ingat ya sahabat, bakti anak laki-laki terhadap orangtua adalah sepanjang hayat. Bantu suami kita untuk menjadi anak yang berbakti terhadap orangtua. InsyaAllah kelak kita akan mendapat anak menantu yang baik, yang dapat mengerti dan memahami kitaa sebagaimana kita pun mengerti dan memahami ibu mertua saat ini.
3. Perhatikan hal-hal yang disukainya
Setiap orang memiliki hal-hal yang disukai. Coba perhatikan apa saja yang disukai oleh ibu mertua. Lalu sesekali penuhi apa yang disukainya. Misalkan memasak masakan kesukaan beliau atau saat kita pergi keluar untuk belanja atau piknik kita bisa memberinya oleh-oleh yang menjadi kesukaan beliau.
Tentu ibu mertua kita akan merasa senang karena perhatian padanya. Ini bisa membuat ibu mertua menerima dan menyayangi kita. Berprinsiplah untuk mengerti daripada minta dimengerti. Jika kita pengertian dan perhatian, tentu kita akan dimengerti dan diperhatikan pula.
4. Mintalah saran dan nasihat
Dalam beberapa hal, libatkan ibu mertua. Mintalah saran dan nasihatnya. Orangtua akan sangat senang saat dimintai pendapat. Ini karena mereka merasa lebih tua dan memiliki pengalaman yang lebih dibanding kita yang masih muda.
Meski mungkin saran dan nasihat beliau kita rasa tidak cocok, untuk hal-hal yang tidak krusial sesekali kita perlu mengikuti saran dan nasihatnya. Selain ibu mertua akan merasa tersanjung, cara ini bisa semakin mempererat hubungan kita dengan beliau.
Nah... sahabat, beberapa hal di atas bisa kita praktikkan untuk mengambil hati ibu mertua sehingga ada saling cinta dan saling kasih antara ibu mertua dan anak menantu
Namun, realita terkadang tak semudah dan seindah yang kita harapkan. Perseteruan antara menantu perempuan dengan mertua adalah salah satu problem klasik yang seringkali muncul. Terlebih ketika kita tinggal satu atap dengan mertua.
Ketika terjadi konflik antara kita dengan mertua, jangan biarkan hal itu berlangsung terlalu lama apalagi terus menerus. Kita harus segera mencari jalan keluar untuk mengatasinya. Ingat ya sahabat Ummi, hidup dengan mertua bukan hanya untuk satu atau dua hari namun seumur hidup.
Selama kita masih berstatus istri dari anak ibu mertua, kita adalah anak menantu dan beliau adalah ibu mertua kita. Membiarkan konflik berkepanjangan hanya akan menambah deretan dosa dan ketidakharmonisan dalam berumahtangga. Oleh karenanya, selalu upayakan agar kita bisa hidup berdamai dengan ibu mertua. Beberapa hal di bawah ini bisa kita coba terapkan dalam kehidupan sehari-hari:
1. Hormati beliau sebagaimana kita menghormati Ibu kandung
Sahabat Ummi, ibu mertua adalah ibu kita juga. Kita menikahi putranya berarti sudah siap menerimanya menjadi ibu bagi kita. Terima beliau sebagai ibu kita. Perlakukan beliau sebagaimana kita memperlakukan ibu kandung sendiri.
Hormati beliau dengan penghormatan anak terhadap ibu. Akan sangat menyenangkan jika kita bisa menjadi sahabat baginya, bertukar pendapat, berbagi kisah, dan menikmati hari bersama namun tetap dalam koridor sopan dan santun. Dengan demikian ibu mertua akan dapat menerima kita sebagai anaknya dengan penuh ketulusan. Ia akan mencintai kita sebagaimana anaknya sendiri.
2. Utamakan kepentingan beliau ketimbang keperluan pribadi
Sahabat, ibu mana yang tak cemburu saat putra terkasihnya yang sejak kecil diasuh, dirawat dan dibesarkan dengan penuh perjuangan dan pengorbanan tiba-tiba diambil oleh orang yang baru dikenal. Perhatian putranya kini terbagi.
Itulah mengapa terkadang ibu mertua merasa kehilangan dan tidak senang. Untuk mengatasi hal ini, kita harus luas pikir dan lapang hati. Jangan kemudian ikut marah dan cemburu sehingga membuat suami bingung.
Hendaknya kita mengalah. Minta agar suami lebih dulu mengutamakan ibundanya. Ingat ya sahabat, bakti anak laki-laki terhadap orangtua adalah sepanjang hayat. Bantu suami kita untuk menjadi anak yang berbakti terhadap orangtua. InsyaAllah kelak kita akan mendapat anak menantu yang baik, yang dapat mengerti dan memahami kitaa sebagaimana kita pun mengerti dan memahami ibu mertua saat ini.
3. Perhatikan hal-hal yang disukainya
Setiap orang memiliki hal-hal yang disukai. Coba perhatikan apa saja yang disukai oleh ibu mertua. Lalu sesekali penuhi apa yang disukainya. Misalkan memasak masakan kesukaan beliau atau saat kita pergi keluar untuk belanja atau piknik kita bisa memberinya oleh-oleh yang menjadi kesukaan beliau.
Tentu ibu mertua kita akan merasa senang karena perhatian padanya. Ini bisa membuat ibu mertua menerima dan menyayangi kita. Berprinsiplah untuk mengerti daripada minta dimengerti. Jika kita pengertian dan perhatian, tentu kita akan dimengerti dan diperhatikan pula.
4. Mintalah saran dan nasihat
Dalam beberapa hal, libatkan ibu mertua. Mintalah saran dan nasihatnya. Orangtua akan sangat senang saat dimintai pendapat. Ini karena mereka merasa lebih tua dan memiliki pengalaman yang lebih dibanding kita yang masih muda.
Meski mungkin saran dan nasihat beliau kita rasa tidak cocok, untuk hal-hal yang tidak krusial sesekali kita perlu mengikuti saran dan nasihatnya. Selain ibu mertua akan merasa tersanjung, cara ini bisa semakin mempererat hubungan kita dengan beliau.
Nah... sahabat, beberapa hal di atas bisa kita praktikkan untuk mengambil hati ibu mertua sehingga ada saling cinta dan saling kasih antara ibu mertua dan anak menantu
Wahai Muslimah, Punya Masalah Dengan Ibu Mertua?, Begini Cara Mengatasinya Agar Disayang Kembali!
4/
5
Oleh
Anonim