Baca Juga
Pada saat aku berusia 7 tahun, akhirnya adikku pun berulang tahun! Tapi ayah dan ibu harus pergi berkerja, jadi sebagai seorang kakak akhirnya aku pun langsung mendapatkan tanggung jawab untuk menjaga adik kecilku, selain pergi sekolah, aku harus selalu berada didalam rumah membantu ibu menjaga adik kecil, karena tampang lugu dan polos adik kecilku ini aku sering dibuatnya tertawa.
Saat aku masi kecil kita sekeluarga tinggal di kampung, tapi karena tuntutan pekerjaan akhirnya kami sekeluarga pindah ke kota besar dimana harga barang sangat mahal, akhirnya keadaan ekonomi keluarga menjadi sangat sulit.
pada saat itu aku baru SMA, himpitan ekonomi begitu terasa. Ibu selalu khawatir kalau aku akan ditertawakan dan diolok-olok anak miskin yang tidak punya apa-apa, walaupun di rumah kami hanya makan bubur, tapi ibu sengaja menyiapkan sandwich sebagai bekalku ke sekolah, dan ibu tidak membiarkan adik kecil memakannya. Tapi adikku sering melihat dari kejauhan dan menetes air liur karena sandwich begitu lezat, pada saat keluar rumah aku akan memanfaatkan keadaan dimana ibu sedang tidak memperhatikanku dan memberikan kotak makan siangku kepada adikku tersebut. Dan aku hanya mengambil sedikit porsi itu.
Pada saat ujian, aku akan belajar sekuat tenaga untuk mendapatkan nilai yang tinggi, namun adikku malah terbalik. Tidak pernah sekalipun ia mendapatkan nilai bagus, selalu mendapat peringkat 1 dari belakang. Bahkan adikku saat pulang sekolah kalau tidak pergi bekerja pasti pulang kerumah membantu pekerjaan rumah.
Sampai suatu hari teman baik adikku bercerita kepadaku barulah aku tahu penyebabnya, ternyata adikku sangat lihai di sekolah, semua pertanyaan guru dapat dijawabnya! Hanya saja pada saat ujian nilainya tidak pernah bagus. Biasanya anak-anak akan sangat takut untuk pulang ke rumah kalau mereka mendapatkan nilai yang jelek. Tapi adik berbeda, ia malah tersenyum gembira mendapatkan nilai jelek. Dan ternyata ia hanya berpura-pura agar makanan dan semua yang baik itu bisa di berikan kepadaku.
Setelah dewasa, suatu hari ibu berkata kalau ia merasa tidak enak badan, uang yang selama ini di hasilkan oleh ayah dan ibu akan digunakan untuk berobat, dan biaya ku untuk kuliah hampir semua itu adalah hasil jerih payah dari adikku.. Setelah mendengar itu, aku merasa sangat terharu!
Setelah lulus kuliah akhirnya aku berkerja di sebuah perusahaan besar, adikku malah pergi ke selatan untuk memulai sebuah usaha, bahkan ia pun akan menikah dengan seorang pria setempat. Ayah dan ibu merasa khawatir karena budaya yang berbeda dan tempat yang sangat jauh. Adik yang biasanya sangat penurut kali ini pun bersikeras demi cintanya. Ayah dan ibu pun akhirnya hanya bisa menyetujuinya. Karena khawatir, akhirnya aku pun secara diam-diam memasukan uang yang selama ini aku simpan kedalam tas adikku, agar dapat dipakai pada saat darurat untuk kembali pulang kerumah.
Setelah 1 tahun berlalu, saat aku pulang kerumah, terlihat sebuah mobil parkir di depan rumah, tak pernah aku duga, adikku menghampiriku dan mengengam tanganku dan mengambil sebuah kunci lalu meletakannya di dalam gengaman tanganku dan berkata "ini mobil hanya sebagian kecil dari terima kasihku, terima kasih karena engkau telah menjadi seorang yang sangat baik"
Walaupun kami lahir dari keluarga yang sama, tapi jalan yang kami lewati malah sangat berbeda, dapat saling memahami dan menyayangi adalah sesuatu yang harus kita syukuri. Semoga artikel ini dapat menginspirasi sobat Cerpen semua agar dapat lebih lagi menyayangi keluargamu yah!
Sejak Kecil Adiknya Selalu Di Remehkan Sampai Pada Hari Pernikahannya Aku Baru Menyadari Ternyata Ia...
4/
5
Oleh
Anonim